"Hidup bagai sebuah mercusuar. Tempat dimana kita dapat melihat keindahan laut lepas, namun juga tempat jika sekali saja kita terjerembab, akan menjatuhkan kita dari puncak."

Kamis, 25 Maret 2010

FACEBOOK LAGI MEMBUMI... :-)

Assalamualaikum...

Lama ga posting nih! :-)

Kali ini, Rima bakalan bahas tentang facebook yang lagi membudaya.
kenapa Rima bahas???

Sebenernya sih Rima ga seberapa perhatian yah sama facebook.
Bukan karena apa, ga ada waktu aja!
Tapi peristiwa tadi pagi baru membuat Rima sadar kalo facebook emang lagi berjaya.
Rima beneran kaget berat!
Jantung rasanya berdegup kencang tak terkendali..!!
(eh gak ding! becanda! ga segitunya kale! :-D)

Gimana ga kaget?!
Tukang tahu langganan aja punya facebook, gimana dengan remaja seusia Rima?!
Rima juga pernah ketemu anak kecil (SD mungkin) di warnet lagi pada online FB!
Hebatt benerr...!!!

Yang mau Rima jadiin pokok permasalahan disini adalah jika
semua pengguna FB ga bisa ngatur waktu dan terlalu cinta sama facebook.
Pasti daya juang mereka akan menurun dan hanya memikirkan
"waduuh, telat online nih!" atau "Belum ganti status seminggu yang lalu".
Apalagi bagi para pelajar. Banyak diantara temen-temen Rima yang
asyik buka FB saat jam pelajaran. jelas ga baik kan, itu??

facebook oke buat cari banyak temen, ato menjalin silaturrahmi sama temen lama.
Tapi kita juga harus dapat mengantisipasi dampak buruk bagi diri kita.
Betul betul betul???

Saran dari Rima buat para facebookers, jangan jadiin facebook sebagai tolak ukur
kemahiran seseorang dalam bergaul.
Terus juga jangan sampe sekolah kita berantakan cuma gara-gara FB.
Satu lagi!
Terus jaga dan rawat lingkungan kita!
(lhoo, ga nyambung! :-D)

SEMANGAT TERUS!!!

Wassalamualaikum... :-)

Sabtu, 13 Februari 2010

Dana Herdi

Sebuah Arti Terdalam

Apa yang kau harapkan dari sebuah perjuangan
Hingga akhirnya tak terkenang sepanjang zaman
Berjuang demi apapun yang ku hebatkan
Berjuang demi apapun yang ku rasakan
Hidupmu hanya sekali!
Mengapa tak kau berpikir berulang kali
Mencemooh seseorang yang mengasihimu
Meludahinya tanpa menatap matanya
Bersalahkah sikap itu?
Mulutmu tak ingin berucap sepenggal katapun
Kebisuan menentukan harga diri
Segalanya telah menjadi
Dan segalanya telah mati
Hanya kesejatian bentuk pengokohan diri
Jangan dirimu mengikuti arus tak berimbang
Yang menciptakan ketidakmampuan dirimu
Pandang mata seorang yang mengasihimu
Maka kau akan temukan sebuah makna terdalam
Sebuah arti terdalam
Tentang seorang sahabat

Dana Herdi

Terimalah Diriku

Terimalah diriku...

Seadanya...

Bukan karena aku, sebenarnya dapat menjadi

Atau bakal menjadi

Terimalah diriku...

Terimalah sebagaimana diriku ini, tanpa syarat

Dan seperti kenyataan yang ada

Bilamana semua jendela hatimu

Diwarnai sikap, kau belum menerimaku

Pandanglah aku sebagaimana diriku

Tanpa mengubah impianmu...

Sebagaimana manusia biasa, unik, dan indah

Bebas berkembang sebagaimana benih didalam diriku

Terimalah diriku...

Agar aku tak perlu menyiksa diri

Menjadikanku sesuai dengan polamu

Namun dengan kau menerimaku

Aku akan tumbuh dan berkembang

Seiring berjalannya sang waktu